Ditemukannya logam
pertama kali dirasakan sebagai suatu kemajuan teknologi yang sungguh luar biasa
tetapi pada pihak lain perkembangan baru ini akan menimbulkan suatu
permasalahan baru yaitu bagaimana proses penyambungan dari logam – logam
tersebut. Proses penyambungan logam terdiri dari sambungan baut,
sambungan keling, sambungan lipat, sambungan tempa, patri, solder dan sambungan
las (pengelasan ).Dalam fabrikasi, konstruksi dan industri proses sambungan las
merupakan salah satu cara yang paling dominan atau baik apabila dibandingkan
dengan cara pengerjaan pemesinan yang lainnya dikarenakan proses ini sangat
praktis, murah dan cepat .
Penggunaan las
dalam pengerjaan konstruksi semakin lus sehingga kecelakaan yang diakibatkan
oleh proses pengerjaan tersebut juga sering banyak terjadi. Pekerjaan
pengelasan merupakan salah satu proses pemesinan yang penuh resiko karena
selalu berhubungan dengan api dan bahan – bahan yang mudah terbakar dan meledak
terutama sekali pada las gas yaitu gas oksigen dan Asetilin . Kecelakaan yang
terjadi sebenarnya dapat dikurangi atau dihindari apabila kita sebagai operator
dalam mengoperasikan alat pengelasan dan alat keselamatan kerja
dipergunakan dengan baik dan benar, memiliki penguasaan cara – cara pencegahan
bahaya akibat proses las. Untuk itu, diperlukan pengetahuan yang cukup mengenai
K3.
Pada tahap-tahap
permulaan dari pengembangan teknologi las, biasanya pengelasan hanya digunakan
pada sambungan-sambungan dari reparasi yang kurang penting. Tapi setelah
melalui pengalaman dan praktek yang banyak dan waktu yang lama, maka sekarang
penggunaan proses-proses pengelasan dan penggunaan konstruksi-konsturksi las
merupakan hal yang umum di semua negara di dunia.Terwujudnya standar-standar teknik pengelasan akan membantu memperluas ruang lingkup pemakaian sambungan las dan memperbesar ukuran bangunan konstruksi yang dapat dilas. Dengan kemajuan yang dicapai sampai saat ini, teknologi las memegang peranan penting dalam masyarakat industri modern.
Prosedur pengelasan kelihatannya sangat sederhana, tetapi sebenarnya didalamnya banyak masalah-masalah yang harus diatasi dimana pemecahannya memerlukan bermacam-macam penngetahuan.
Karena itu didalam pengelasan, pengetahuan harus turut serta mendampingi praktek, secara lebih terperinci dapat dikatakan bahwa perancangan kontruksi bangunan dan mesin dengan sambungan las, harus direncanakan pula tentang cara-cara pengelasan. Cara pemeriksaan, bahan las, dan jenis las yang akan digunakan, berdasarkan fungsi dari bagian-bagian bangunan atau mesin yang dirancang.