Selasa, 17 Maret 2015

Beranda



Ditemukannya logam pertama kali dirasakan sebagai suatu kemajuan teknologi yang sungguh luar biasa tetapi pada pihak lain perkembangan baru ini akan menimbulkan suatu permasalahan baru yaitu bagaimana proses penyambungan dari logam – logam tersebut. Proses penyambungan logam terdiri dari sambungan baut,  sambungan keling, sambungan lipat, sambungan tempa, patri, solder dan sambungan las (pengelasan ).Dalam fabrikasi, konstruksi dan industri proses sambungan las merupakan salah satu cara yang paling dominan atau baik apabila dibandingkan dengan cara pengerjaan pemesinan yang lainnya dikarenakan proses ini sangat praktis, murah dan cepat .

Penggunaan las dalam pengerjaan konstruksi semakin lus sehingga kecelakaan yang diakibatkan oleh proses pengerjaan tersebut juga sering banyak terjadi. Pekerjaan pengelasan merupakan salah satu proses pemesinan yang penuh resiko karena selalu berhubungan dengan api dan bahan – bahan yang mudah terbakar dan meledak terutama sekali pada las gas yaitu gas oksigen dan Asetilin . Kecelakaan yang terjadi sebenarnya dapat dikurangi atau dihindari apabila kita sebagai operator dalam mengoperasikan alat pengelasan dan  alat keselamatan kerja dipergunakan dengan baik dan benar, memiliki penguasaan cara – cara pencegahan bahaya akibat proses las. Untuk itu, diperlukan pengetahuan yang cukup mengenai K3.
Pada tahap-tahap permulaan dari pengembangan teknologi las, biasanya pengelasan hanya digunakan pada sambungan-sambungan dari reparasi yang kurang penting. Tapi setelah melalui pengalaman dan praktek yang banyak dan waktu yang lama, maka sekarang penggunaan proses-proses pengelasan dan penggunaan konstruksi-konsturksi las merupakan hal yang umum di semua negara di dunia.

Terwujudnya standar-standar teknik pengelasan akan membantu memperluas ruang lingkup pemakaian sambungan las dan memperbesar ukuran bangunan konstruksi yang dapat dilas. Dengan kemajuan yang dicapai sampai saat ini, teknologi las memegang peranan penting dalam masyarakat industri modern.

Prosedur pengelasan kelihatannya sangat sederhana, tetapi sebenarnya didalamnya banyak masalah-masalah yang harus diatasi dimana pemecahannya memerlukan bermacam-macam penngetahuan.

Karena itu didalam pengelasan, pengetahuan harus turut serta mendampingi praktek, secara lebih terperinci dapat dikatakan bahwa perancangan kontruksi bangunan dan mesin dengan sambungan las, harus direncanakan pula tentang cara-cara pengelasan. Cara pemeriksaan, bahan las, dan jenis las yang akan digunakan, berdasarkan fungsi dari bagian-bagian bangunan atau mesin yang dirancang.